Friday, March 29, 2013

PAPER PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PROMOSI DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BP3MD) PROVINSI SUMATERA SELATAN


PAPER PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PROMOSI DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DAERAH  (BP3MD)
 PROVINSI SUMATERA SELATAN
 






Oleh:
Yuliana Wati
7211412071
Akuntansi S1 B



FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

 
A.    Latar Belakang Penelitian
         Di era globalisasi seperti sekarang ini, masalah sumber daya manusia masih menjadi salah satu perhatian penting serta tumpuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan memenangkan persaingan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia  merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Pertumbuhan dan perkembangan konsep – konsep manajemen selalu berusaha untuk memaksimalkan keluaran dan mengoptimalisir hasil. Bahkan saat ini perkembangan manajemen semakin canggih, guna mengantisipasinya sumber daya manusia menjadi perhatian utama yang memerlukan pengelolaan yang serius dan di dukung dengan system manajemen yang baik. Sumber daya manusia mempengaruhi kinerja dalam organisasi pemerintahan dimana peran sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka kinerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting.
         Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera Selatan (BP3MD) adalah salah satu instansi pemerintah yang bertugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang promosi dan perizinan penanaman modal daerah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta membutuhkan kepimpinan dari seorang  pimpinan yang akan membawa organisasi mencapai tujuannya, sebab kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya atau pengikutnya sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.  Begitu juga dengan komunikasi, dalam organisasi pemerintahan peran komunikasi sangat penting. Dengan komunikasi yang baik, maka suatu organisasi dapat dikatakan berjalan dengan baik, lancar, dan sukses. Sebaliknya tanpa adanya komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan kacau dan semrawut. Oleh karena itu manajemen yang efisien sangat tergantung pada komunikasi dan memfokuskannya melalui interaksi antara atasan dan bawahan. Komunikasi sangat penting bagi semua organisasi sehingga para pimpinannya harus memahami dan mampu berkomunikasi dengan baik. Maka dari itu dibutuhkan adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi dan efektivitas komunikasi.
         Bagi pegawai dengan adanya gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi yang baik akan mendorong mereka bekerja dengan baik, maka kinerja mereka cenderung akan baik juga. Dampak dari  komunikasi dan kinerja yang baik serta penuh dengan rasa kepuasan berarti pegawai tersebut dengan sendirinya akan melaksanakan semua peraturan-peraturan yang ada pada organisasi tersebut yaitu kesadaran disiplin.
         Karena berbagai alasan yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Efektivitas Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Promosi Dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan”.


B.     Masalah – Masalah Dalam Penelitian

         Dari survei awal di bidang gaya kepemimpinan pada lingkungan BP3MD  ditemukan masalah – masalah  sebagai berikut:
1.    Pemimpin tidak responsif.
Artinya pemimpin tersebut kurang tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, maupun harapan dari bawahnnya. Selain itu, pemimpin kurang aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
2.    Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.
3.    Pemimpin tidak memberlakukan punishment secara tegas dan efektif terhadap bawahan yang melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Di bidang komunikasi :
1.    Pengarahan dari pimpinan mengenai mekanisme kerja yang masih kurang efektif sehingga pegawai cenderung melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persepsinya sendiri. 
2.    Pembagian tugas dan pelimpahan wewenang masih belum dapat dikomunikasikan dengan baik oleh pimpinan kepada bawahan.


C.    Tujuan Penelitian

         Terdapat 3 tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, diantaranya :
1.    Mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan.
2.    Mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan.
3.    Mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan.


D.    Variabel Penelitian

         Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel tetap. Variabel bebas ( independent variable ) dari penelitian ini yaitu : gaya kepemimpinan (X1) dan efektivitas komunikasi (X2), sedangkan  variabel tetap (dependent variable) yaitu : Kinerja Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumatra Selatan.

1.       Gaya Kepemimpinan (X1)
      Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Terdapat beberapa jenis gaya kepemimpinan yaitu :
  1. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Kepemimpinan otoriter cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.
  1. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi

  1. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ( Kendali Bebas )
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Sehingga  pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
                                             
2.      Efektivitas Komunikasi (X2)
Efektivitas berarti keefektifan, kemanjuran, berhasil guna. Efektivitas berarti mampu memanfaatkan dana, daya, sarana, dan sumber daya manusia yang telah ditentukan atau dialokasikan dengan hasil yang optimal, bahkan jika mungkin maksimal dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan pula. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi seseorang ke orang lain. Sedangkan menurut Handoko (1984 : 272) komunikasi adalah  proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi organisasi adalah hubungan yang terjadi dalam organisasi baik antar individu dalam organisasi, maupun antara unit-unit organisasi yang berbeda tugas kegiatannya. Jadi efektivitas komunikasi adalah hubungan yang terjadi pada organisasi, baik antar individu, unit organisasi maupun organisasi secara menyeluruh secara berhasil guna.
            Selanjutnya secara sederhana dimensi efektivitas komunikasi beserta indikatornya yaitu :
a.    Komunikasi antar individu, unit organisasi, orang – orang dan organisasi    secara keseluruhan.
b.Kualitas komunikasi, saling ketergantungan, konflik, dan kerja sama yang terdapat pada organisasi Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah.

3.      Kinerja  Pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatra Selatan (Y)
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal. Lester (1994:219) menjelaskan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan tugasnya dan perannya dalam organisasi.

Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
1.         Faktor kemampuan
Kemampuan (ability) pegawai/karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ), dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, jika karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2.         Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri karyawan, yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sedang sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal.
3.         Faktor komunikasi
Menurut Dwidjowijoto (2004 : 26) komunikasi adalah perekat dalam organisasi, menjadi penghubung mempererat rantai-rantai manajemen untuk pergerakkan organisasi dalam mencapai tujuannya serta meningkatkan kinerja.
Dari perbedaan yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Seseorang yang memiliki kondisi yang baik, mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi, yang pada gilirannya tercermin pada kegairahan bekerja dengan tingkat kinerja yang tinggi dan sebaliknya. Disamping itu kinerja individu juga berhubungan dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu agar ia berperan dalam lingkungan organisasi.




E.     Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
         Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini yaitu para pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan sebagai unit analisis.
Jumlah anggota populasi adalah 60 orang. Dalam penelitian ini seluruh populasi akan diobservasi, karena populasi penelitian adalah terbatas (finit) dan cenderung heterogen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus atau complete enumeration. Sensus adalah cara pengumpulan data bila seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu sehingga sensus sering disebut pencatatan/perhitungan yang lengkap dari seluruh elemen populasi dan sensus memberikan hasil data dengan nilai sebenarnya (true value / parameter), penelitian ini tidak menggunakan sampel sehingga teknik pengambilan sampel tidak diperlukan.

F. Hasil Penelitian
1.      Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan. Gaya kepemimpinan memiliki nilai koefisien sebesar 0.658 dengan nilai t hitung 2.206  serta nilai signifikansi 0.031 (p < 0.05) berdasarkan hasil pengujian empiris. 
2.      Efektivitas komunikasi berpengaruh  signifikan dan positif secara parsial terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan. Efektivitas komunikasi memiliki nilai koefisien sebesar 0.048  dengan nilai t hitung 0.286  serta nilai signifikansi 0.776 (p > 0.05) berdasarkan hasil pengujian empiris.
3.      Analisis regresi Y =  116.856 + 0.685 X1 + 0.048 X2 +  e menunjukkan bahwa dari dua variabel bebas yakni gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi  berperan signifikan terhadap kinerja Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera Selatan dapat diterima. Pengaruh signifikan dibuktikan dari nilai F rasio sebesar 29.159 dengan nilai R square sebesar 0,344 (34.4%) sedangkan sisanya 65.6% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar model misalnya motivasi, budaya organisasi, disiplin kerja, etos kerja, supervisi. Sedangkan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah variabel gaya kepemimpinan dengan nilai signifikansi (p=0.031 dan b= 0.658)  tertinggi dari nilai koefisien regresi lainnya.

G. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah variabel penelitian yaitu hanya terdapat dua variabel bebas, yakni : gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi serta satu variabel terikat yakni kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatra Selatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F rasio sebesar sebesar 29.159 dengan nilai R square sebesar 0,344 (34.4%) yang membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi (variabel bebas ) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tetap yang berarti variabel bebas dalam penelitian ini mampu menerangkan pengaruhnya terhadap variabel tetap.  Sedangkan sisanya sebesar 65.6 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.













No comments:

Post a Comment