PAPER PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PROMOSI DAN PERIZINAN
PENANAMAN MODAL DAERAH (BP3MD)
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Oleh:
Yuliana Wati
7211412071
Akuntansi S1 B
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
|
A. Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi seperti sekarang
ini, masalah sumber daya manusia masih menjadi salah satu perhatian penting
serta tumpuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan memenangkan persaingan. Hal
ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan
dengan segala kebutuhannya. Pertumbuhan dan perkembangan konsep – konsep
manajemen selalu berusaha untuk memaksimalkan keluaran dan mengoptimalisir
hasil. Bahkan saat ini perkembangan manajemen semakin canggih, guna mengantisipasinya
sumber daya manusia menjadi perhatian utama yang memerlukan pengelolaan yang
serius dan di dukung dengan system manajemen yang baik. Sumber daya manusia mempengaruhi kinerja dalam organisasi
pemerintahan dimana peran sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka
kinerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting.
Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera
Selatan (BP3MD)
adalah salah satu instansi
pemerintah yang bertugas
membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang promosi dan
perizinan penanaman modal daerah. Suatu organisasi
baik pemerintah maupun swasta
membutuhkan kepimpinan dari seorang pimpinan yang akan
membawa organisasi mencapai tujuannya, sebab kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya atau
pengikutnya sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki
oleh pemimpin tersebut. Begitu juga
dengan komunikasi, dalam organisasi pemerintahan peran komunikasi sangat
penting. Dengan
komunikasi yang baik, maka suatu organisasi dapat dikatakan berjalan dengan
baik, lancar, dan sukses. Sebaliknya tanpa adanya komunikasi yang baik maka
suatu organisasi akan kacau dan semrawut. Oleh karena itu manajemen yang
efisien sangat tergantung pada komunikasi dan memfokuskannya melalui interaksi
antara atasan dan bawahan. Komunikasi sangat penting bagi semua organisasi
sehingga para pimpinannya harus memahami dan mampu berkomunikasi dengan baik. Maka
dari itu dibutuhkan adanya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi dan
efektivitas komunikasi.
Bagi pegawai dengan adanya gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi
yang baik akan mendorong mereka bekerja dengan baik, maka kinerja mereka
cenderung akan baik juga. Dampak dari komunikasi
dan kinerja yang baik serta penuh dengan rasa kepuasan berarti pegawai tersebut
dengan sendirinya akan melaksanakan semua peraturan-peraturan yang ada pada
organisasi tersebut yaitu kesadaran disiplin.
Karena
berbagai alasan yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Dan Efektivitas Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Promosi
Dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan”.
B. Masalah – Masalah Dalam Penelitian
Dari survei
awal di bidang gaya kepemimpinan pada lingkungan BP3MD ditemukan masalah – masalah sebagai berikut:
1.
Pemimpin
tidak responsif.
Artinya pemimpin
tersebut kurang tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, maupun harapan
dari bawahnnya. Selain itu, pemimpin kurang aktif dan proaktif dalam mencari
solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
2.
Pemimpin
lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan
bawahan.
3. Pemimpin tidak memberlakukan punishment secara tegas dan efektif terhadap bawahan yang melakukan
kesalahan dalam melaksanakan tugas.
Di bidang
komunikasi :
1.
Pengarahan
dari pimpinan mengenai mekanisme kerja yang masih kurang efektif sehingga
pegawai cenderung melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persepsinya
sendiri.
2.
Pembagian
tugas dan pelimpahan wewenang masih belum dapat dikomunikasikan dengan baik
oleh pimpinan kepada bawahan.
C.
Tujuan
Penelitian
Terdapat 3 tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, diantaranya
:
1.
Mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi
Sumatera Selatan.
2.
Mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai
Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera
Selatan.
3.
Mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan efektivitas
komunikasi terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal
Daerah (BP3MD) Provinsi Sumatera Selatan.
D.
Variabel
Penelitian
Dalam penelitian ini
terdapat 3 variabel yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel tetap. Variabel bebas
( independent variable ) dari
penelitian ini yaitu : gaya kepemimpinan (X1) dan efektivitas komunikasi (X2),
sedangkan variabel tetap (dependent variable) yaitu : Kinerja
Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Sumatra Selatan.
1. Gaya Kepemimpinan (X1)
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Terdapat
beberapa jenis gaya kepemimpinan yaitu :
- Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya
kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan.
Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk
mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas
anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Kepemimpinan
otoriter cocok untuk anggota
yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.
- Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
Anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi
Anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi
- Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ( Kendali Bebas )
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Merupakan model
kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin
hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi
diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai
sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Sehingga
pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.
2. Efektivitas
Komunikasi (X2)
Efektivitas berarti keefektifan, kemanjuran, berhasil
guna. Efektivitas berarti mampu memanfaatkan dana, daya, sarana, dan sumber
daya manusia yang telah ditentukan atau dialokasikan dengan hasil yang optimal,
bahkan jika mungkin maksimal dalam batas waktu tertentu yang telah ditetapkan
pula. Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi seseorang
ke orang lain. Sedangkan menurut Handoko (1984 : 272) komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Komunikasi organisasi adalah hubungan yang terjadi dalam
organisasi baik antar individu dalam organisasi, maupun antara unit-unit
organisasi yang berbeda tugas kegiatannya. Jadi efektivitas komunikasi adalah hubungan yang terjadi pada
organisasi, baik antar individu, unit organisasi maupun organisasi secara menyeluruh
secara berhasil guna.
Selanjutnya
secara sederhana dimensi efektivitas komunikasi beserta indikatornya yaitu
:
a. Komunikasi antar individu, unit organisasi, orang – orang
dan organisasi secara keseluruhan.
b.Kualitas komunikasi, saling ketergantungan, konflik, dan
kerja sama yang terdapat pada organisasi Badan Promosi dan Perizinan Penanaman
Modal Daerah.
3. Kinerja
Pegawai Badan Promosi dan Perizinan
Penanaman Modal Daerah
(BP3MD) Provinsi Sumatra Selatan (Y)
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing, dalam rangka upaya pencapaian tujuan organisasi bersangkutan
secara legal. Lester (1994:219)
menjelaskan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
dalam melakukan tugasnya dan perannya dalam organisasi.
Faktor
yang mempengaruhi kinerja pegawai
1.
Faktor
kemampuan
Kemampuan (ability)
pegawai/karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ), dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, jika
karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,
maka akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2.
Faktor
motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakan diri karyawan, yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja). Sedang sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal.
3.
Faktor
komunikasi
Menurut Dwidjowijoto (2004 : 26) komunikasi adalah perekat
dalam organisasi, menjadi penghubung mempererat rantai-rantai manajemen untuk
pergerakkan organisasi dalam mencapai tujuannya serta meningkatkan kinerja.
Dari perbedaan yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh
kondisi fisiknya. Seseorang yang memiliki kondisi yang baik, mempunyai daya
tahan tubuh yang tinggi, yang pada gilirannya tercermin pada kegairahan bekerja
dengan tingkat kinerja yang tinggi dan sebaliknya. Disamping itu kinerja
individu juga berhubungan dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu
agar ia berperan dalam lingkungan organisasi.
E. Populasi,
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini yaitu para
pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Provinsi
Sumatera Selatan sebagai unit analisis.
Jumlah anggota populasi adalah 60 orang. Dalam penelitian ini seluruh
populasi akan diobservasi, karena populasi penelitian adalah terbatas (finit)
dan cenderung heterogen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode
sensus atau complete enumeration. Sensus adalah cara pengumpulan data bila
seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu sehingga sensus sering disebut
pencatatan/perhitungan yang lengkap dari seluruh elemen populasi dan sensus
memberikan hasil data dengan nilai sebenarnya (true value / parameter),
penelitian ini tidak menggunakan sampel sehingga teknik pengambilan sampel
tidak diperlukan.
F.
Hasil Penelitian
1.
Gaya kepemimpinan berpengaruh
signifikan dan positif secara parsial terhadap kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah
(BP3MD) Provinsi Sumatera
Selatan. Gaya kepemimpinan memiliki nilai koefisien sebesar 0.658 dengan nilai t
hitung 2.206 serta nilai signifikansi
0.031 (p < 0.05) berdasarkan hasil pengujian empiris.
2.
Efektivitas komunikasi berpengaruh signifikan dan positif secara parsial
terhadap kinerja pegawai
Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah (BP3MD)
Provinsi Sumatera Selatan. Efektivitas komunikasi
memiliki nilai koefisien sebesar 0.048
dengan nilai t hitung 0.286 serta
nilai signifikansi 0.776 (p > 0.05) berdasarkan hasil pengujian empiris.
3. Analisis regresi Y =
116.856 + 0.685 X1 + 0.048 X2 + e
menunjukkan bahwa dari dua variabel bebas yakni gaya kepemimpinan dan
efektivitas komunikasi berperan
signifikan terhadap kinerja Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Sumatera Selatan dapat diterima. Pengaruh signifikan dibuktikan dari
nilai F rasio sebesar 29.159 dengan nilai R square
sebesar 0,344 (34.4%) sedangkan sisanya 65.6% dipengaruhi oleh variabel
lainnya di luar model misalnya motivasi, budaya organisasi, disiplin kerja,
etos kerja, supervisi. Sedangkan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja
Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera Selatan
adalah variabel gaya kepemimpinan dengan nilai signifikansi (p=0.031 dan b=
0.658) tertinggi dari nilai koefisien
regresi lainnya.
G. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah
variabel penelitian yaitu hanya terdapat dua variabel bebas, yakni : gaya
kepemimpinan dan efektivitas komunikasi serta satu variabel terikat yakni
kinerja pegawai Badan Promosi dan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Sumatra Selatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F rasio sebesar sebesar
29.159 dengan nilai R square sebesar
0,344 (34.4%) yang membuktikan bahwa gaya kepemimpinan dan efektivitas
komunikasi (variabel bebas ) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
tetap yang berarti variabel bebas dalam penelitian ini mampu menerangkan
pengaruhnya terhadap variabel tetap.
Sedangkan sisanya sebesar 65.6 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian.
No comments:
Post a Comment